Wednesday 18 November 2015

Keberadaan Pemilik Fortuner Masih Misterius

Keberadaan Pemilik Fortuner Masih Misterius

DIDUGA KORBAN PERAMPOKAN

 Keberadaan pemilik mobil Toyota Fortuner warna silver Nomor Polisi (Nopol) BH 1969 WJ yang ditemukan di kawasan Bypass Simpang Ketaping, Kecamatan Kuranji, Minggu (14/11) masih misterius.

Mobil itu sudah di­jem­put oleh Polres Muaro Bu­ngo, Selasa (17/11) sekira pukul 14.00 WIB.  Mobil ini diketahui milik Ali Ka­sim, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Kabupaten Mua­ra Tebo, Jambi. 

Ketua DPW Partai Pe­rin­do Sumatera Barat, H.M. Tauhid membenarkan mo­bil Fortuner itu milik re­kan­­nya yang bernama Ali Kasim. “Setelah kami pas­tikan ke Polresta Padang dengan mencocokkan jenis mobilnya, ternyata benar mobil tersebut milik Ka­sim,” imbuhnya.
Petugas yang melakukan penggeledehan di dalam mobil menemukan bercak darah, tas, dan dokumen. Terkait penemuan mayat pria tanpa identitas di kawa­san Bu­ngus pada Kamis (12/11) lalu, Tauhid memban­tah ba­h­wa itu Kasim.  “Sa­ya pi­kir itu bukan dia,” tu­tur­nya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Perindo Jam­bi, Iskandar Budiman, mem­­­benarkan bahwa mobil yang ditemukan merupakan milik Ali Kasim, Wakil Ketua DPD Perindo Ka­bupaten Tebo, Jambi.

Dari informasi yang di­peroleh, katanya, korban saat itu baru saja pulang dari kampusnya pada Sabtu (14/11) sekira pukul 16.00 WIB, karena yang ber­sang­kutan sedang mengikuti pendidikan di Universitas Muaro Bungo (UMB). Ke­tika korban mengendarai mobil, tiba-tiba dua orang menyerempet mobil yang bersangkutan. Korban yang tidak terima lalu keluar dari mobilnya dan terjadilah cekcok. Salah satu pelaku kemudian memukul kepala korban menggunakan kayu hingga berdarah.

Lebih lanjut ia me­nam­bahkan, korban yang dipu­kul pingsan seketika. Kemu­dian pelaku me­masukkan korban ke dalam mobil.
Kepala Kepolisian Re­sor Kota (Kapolresta) Pa­dang Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Wisnu An­dayana melalui Kepala Sa­tuan Reserse Kriminal (Ka­sat Reskrim) Polresta Pa­dang Ajun Komisaris Polisi (AKP) Abdus Syukur Fe­lani mengatakan, mobil Fortuner warna silver milik Ali Kasim ditemukan di Simpang Empat Bypass Ke­taping Padang dalam kea­daan terkunci pada Minggu (15/11) pukul 14.00 WIB.
“Untuk kasus ini kita serahkan sepenuhnya ke­pada Polres Muara Bungo Jambi, sebab kejadian di sana,” katanya. Kemarin, pihak Polres Muara Bungo telah men­jemput mobil mi­lik korban itu.

Masih Misterius
Keberadaan Ali Kasim, wakil ketua DPD Partai Pe­rindo yang membidangi Hu­bungan Antar Lembaga Ka­bupaten Tebo, Jambi ma­­sih misterius meski mo­bil­nya ditemukan di Pa­dang.
Kasat Reskrim Polresta Padang AKP Abdus Syukur mengatakan, Minggu (15/11) sekitar pukul 09.30 WIB, jajaran Reskrim Pol­resta Padang mendapat la­poran dari Polres Muara Bungo, Jambi ada kejadian pencurian dengan ke­ke­rasan yang mengarah ke Kota Padang.
“Setelah kami men­da­patkan informasi, kami meneruskan kepada jajaran Polresta Padang untuk me­ng­antisipasi kendaraan ter­sebut masuk wilayah Kota Padang,” katanya.

Lebih lanjut ia me­nga­takan, jajaran Pol­sekta K­u­ranji menemukan  mobil tersebut berada Simpang Empat Ketaping, tepatnya di depan Masjid Jamiatul.
“Mobil Fortuner warna silver tersebut ditinggal oleh pelaku dalam keadaan ter­kunci di depan masjid, se­hingga kita langsung ber­koor­dinasi dengan pihak Polres Muara Bungo. Untuk kendaraan tersebut karena ditemukan di wilayah hu­kum Kota Padang, mobil langsung kita amankan se­bagai Barang Bukti (BB) di Mapolresta Padang,” je­lasnya.

Saat mobil tersebut di­tinggal di Simpang Empat Ketaping, ada pemilik wa­rung sekitar tersebut me­lihatnya. Mobil ditinggal pelaku, kemudian ber­pin­dah ke mobil lain.
“Namun saksi juga tidak mengetahui begitu jelas mobil yang pelaku bawa, sementara mobil Fortuner milik korban ditinggal be­gitu saja,” pungkas Abdus.( sumber haluan)

Monday 16 November 2015

Pembongkaran Bangunan di By Pass Padang Ricuh

Pembongkaran Bangunan di By Pass Padang Ricuh

           














Pembongkaran bangunan yang memakai badan jalan untuk pembangunan jalur dua By Pass Padang berlangsung ricuh. Warga yang menolak bangunannya dibongkar melakukan perlawanan terhadap petugas.

Pembongkaran bangunan-bangunan yang terkena proyek jalur dua By Pass dilakukan Pemerintah Kota Padang melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) pada Senin (16/11) sekira pukul 09.00 WIB. 

Pemko Padang mengerahkan sebanyak 500 personil yang terdiri dari 200 anggota Satpol PP Kota Padang, 127 personil dari Polresta Padang dengan dibantu Satuan Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Kota (SK4), Pom AD, Pom AL,dan Pom AU, serta dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah - Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Kota Padang.

Dari pantauan Haluan di lapangan, eksekusi dimulai dari Simpang Empat Pisang Kecamatan Pauh hingga berakhir di Simpang Empat Bypass Ketaping, Kecamatan Kuranji. Untuk mengantisipasi kemacetan, petugas kepolisian sudah memblokade lokasi pembongkaran agar berjalan lancar dan tidak menimbulkan kemacetan.

Proses eksekusi sendiri tidaklah berjalan mulus, terbukti perlawanan dari warga yang menolak bangu­nannya dibongkar. Warga yang berusaha menghalangi pembongkaran mencoba menghambat laju ekskavator untuk meruntuhkan bangunan, hingga aksi bakar ban di tengah jalan oleh masyarakat.

Selain menghalangi alat berat yang meruntuhkan bangunan, warga juga berusaha memblokade jalan, tepatnya di depan Semen Padang Hospital. Beberapa warga mencoba mem­bakar ban namun dipadamkan oleh Pemadam Kebakaran yang ikut dalam penertiban tersebut.

Salah seorang warga Jarman Datuk Rajo Ibrahim (50) yang memprotes eksekusi tersebut mengatakan, dari dahulu pihak­nya telah menyerahkan kepada pemerintah 30 persen untuk jalur pelebaran jalan, 70 persen di­kem­balikan sertifikat untuk warga dengan kesepakatan serti­fikat gratis dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) juga gratis.
“Kenyataannya hal tersebut tidak terealisasi, sebab 70 persen saja belum terselesaikan, tanah ini tidak diperjual-belikan karena sudah ada yang memiliki,” ung­kapnya.
Eksekusi tanah untuk pem­buatan jalur dua Bypass akan berlangsung selama tujuh hingga 10 hari ke depan.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kota Pa­dang Firdaus Ilyas mengatakan, eksekusi untuk jalur dua Bypass dilakukan karena sudah tidak ada waktu lagi untuk menunggu. Ia meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan perla­wanan, proses negosiasi sudah dilakukan sebelumnya.
“Ini merupakan bentuk tang­gung jawab kita untuk negeri untuk menyelesaikan jalur dua Bypass, sebab sebelumnya sudah diperi­ngatkan sampai beberapa kali dan terpaksa kita melaku­kan eksekusi ga­bungan karena warga masih ingin memperta­hankan bangu­nannya tersebut,” ujar Firdaus.
Ia menambahkan, pihaknya membongkar bangunan liar ka­rena tidak memiliki izin, untuk bangunan yang masih berperkara ada di beberapa titik, untuk sementara tidak dibongkar.

Bangunan yang dibongkar semuanya berjumlah 166 unit. tersisa 116 titik dan bangunan yang sudah dibongkar berjumlah 40 unit. “Kami diberi target antara tujuh hingga 10 hari,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Ope­rasi (Kasi Ops) BPBD-PK Kota Padang, Suhardi kepada Ha­luan mengatakan, pihaknya tu­run dalam eksekusi kali ini un­tuk mengantisipasi adanya warga yang melakukan pembakaran.
“Kami sengaja menurunkan satu unit mobil pemadam diban­tu 12 orang personil untuk mem­bantu aparat yang melakukan eksekusi dan juga untuk men­cegah adanya pembakaran yang dilakukan oleh warga. Terbukti seperti yang sama-sama kita lihat ada warga yang membakar ban dan benda-benda yang dapat mengancam keselamatan me­reka,” tuturnya. 

Sunday 15 November 2015

Sumbar Sudah Bebas Pemadaman Bergilir

Sumbar Sudah Bebas Pemadaman Bergilir


Su­matera Barat sudah bebas dari pemadaman listrik bergilir seiring dengan mu­lai normalnya operasi Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA).
Humas PLN Wilayah Sumatera Barat, Ridwan mengatakan,   sejak dua minggu terakhir, pasokan listrik di Sumatera Barat terbebas dari pemadaman bergilir yang disebabkan oleh defisit daya pem­bang­kit. Oerasi PLTA telah mu­lai normal kembali, setelah yang lalu tidak dapat ber­operasi optimal karena ke­marau.
“Sebelumnya, siang hari tidak ada satu pun yang dapat dioperasikan karena tinggi muka air tidak cukup, se­hingga siang hari pun pa­dam,” kata Ridwan dalam rilisnya yang diterima Ha­luan, Minggu (15/11) malam.

Ia mengatakan, operasi beberapa PLTG (Pusat Pe­m­bangkit Tenaga Gas) yang sempat terganggu (me­nga­lami penurunan kapasitas/ derating) akibat pengaruh asap (filter udara blocked), kini telah beroperasi normal kembali.
Beberapa pembangkit yang mengalami gangguan seperti PLTU Ombilin pun telah selesai diatasi oleh teknisi PLN yang bekerja non-stop 24 jam dalam 3 shift. Demikian pula pelak­sanaan maintenance bebe­rapa pembangkit (dianta­ranya maintenance PLTU Teluk Sirih yang berlang­sung 4 bulan berturut-turut) pun telah selesai dilaksa­nakan.
Beberapa pembangkit baru juga telah selesai men­jalani testing & commis­sioning-nya sehingga telah dapat dioperasikan untuk memperkuat ketersediaan daya system kelistrikan Su­ma­tera Bagian Selatan dan Tengah. Di antara pem­bangkit baru tersebut adalah PLTU Keban Agung.

Mohon Maaf
Sehubungan dengan kon­­disi defisit daya pem­bangkit (pemadaman ber­gilir) yang lalu, PLN kem­bali mengucapkan permo­honan maaf kepada segenap lapisan masyarakat pelang­gan PLN, karena apabila tidak dilakukan pengaturan/ pengurangan listrik di sisi pengguna maka berisiko lebih fatal berupa kerusakan pembangkit secara me­nye­luruh.
“Pada kesempatan ini sekaligus pula kami mengu­capkan terima kasih kepada segenap masyarakat pe­lang­gan yang berkenan mema­hami kondisi tersebut, mau­pun kepada stakeholder terkait dengan kontribusi positifnya sehingga tidak timbul kerawanan sosial, yang secara langsung men­dukung terselesaikannya permasalahan oleh pihak PLN,” ujar Humas PLN Wilayah Sumbar.

Secara khusus, PLN me­ngucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang atas kerja samanya, dimana selama terjadinya pema­daman bergilir yang lalu, berkenan mengurangi pe­ma­kaian listriknya, sehingg­a secara signifikan dapat mengurangi volume pema­daman di masyarakat umum.

Antisipasi keandalan listrik
Ridwan mengatakan, untuk selanjutnya jika pun terjadi listrik padam, maka pastilah disebabkan oleh gangguan maupun peme­liharaan jaringan, bukan pemadaman bergilir, se­bagi­mana beberapa waktu lalu terjadi di sekitar Tung­gul Hitam dan Sawahan Padang.
Memasuki musim peng­hujan saat ini, yang ter­kadang diiringi oleh angin dan banjir, katanya, maka sangat berpotensi menim­bulkan gangguan pada jaringan listrik.

Beberapa hari yang lalu terjadi beberapa kasus po­hon tumbang terkena JTM (Jaringan Tegangan Mene­ngah, 20 kilovolt) dan pele­pah kelapa maupun dahan pohon terkena jaringan, maka dipastikan jalur jari­ngan tersebut akan padam hingga masalah tersebut diatasi.
Maka guna mem­percepat waktu padam, PLN mohon peran serta segenap lapisan masyarakat untuk melaporkan kepada PLN jika menyaksikan sumber gangguan semacam itu. De­mikian pula apabila melihat dahan pohon yang sudah mendekat ke jaringan (JTM), atau pohon yang diperkirakan akan roboh jika ada angin, mohon kira­nya dapat segera dilaporkan ke kantor PLN terdekat untuk segera ditangani/ di­pangkas/ ditebang. Jangan menangani sendiri. (sumber haluan)

Foto Aksi Tukang Palak, Hadiah Jutaan Menanti

Foto Aksi Tukang Palak, Hadiah Jutaan Menanti

DISBUDPAR TAK PERCAYA CITRA OBJEK WISATA PADANG JELEK

 Pe­malakan di objek wisata Kota Padang sudah sering dialami oleh wisatawan. Pemalakan ini sampai menimpa pejabat tinggi seperti Andrinof Chaniago.
Namun, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pa­dang yang baru dua bulan dilantik, Medi Iswandi tidak percaya, sehingga pihaknya akan melaksanakan lomba foto pemalakan yang akan berhadiah uang jutaan rupiah dari Disbudpar Kota Padang. 

Menurut Kadisbudpar Kota Padang Medi Iswandi, selama ini banyak ke­luhan-keluhan tentang kondisi objek wisata di Kota Padang, mulai dari pemalakan parkir hingga pembayaran yang tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
“Tantangan foto pemalakan ini bekerja sama dengan pihak kepolisian nantinya,” jelas Medi Iswandi. Dengan adanya foto pemalakan, katanya, bukti pembicaraan negatif tentang objek wisata di Kota Padang selama ini bisa terlihat jelas.
“Jujur saja saya selama ini hanya membaca di media sosial dan media massa saja tentang pemalak di objek wisata. Untuk itu kami menantang siapapun yang bisa membuktikan pe­malak tersebut akan diberikan hadiah,” ulas Medi.

Ia menambahkan, mekanisme foto pemalakan ini nantinya akan mem­buktikan di mana saja masyarakatnya yang tidak bisa diajak bekerja sama dalam membina objek wisata.
Karena pema­lakan atau pelaku pemalakan tidak akan jauh dengan lokasi objek wisata.
“Pemalakan sudah masuk ke kasus hukum, nanti pelaku pemalakan itu akan jadi Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh pihak kepolisian,” urainya lagi.

Kemudian selain bukti pemalakan melalui foto, Medi Iswandi juga me­nerima pengaduan pemalakan melalui video. “Video dan foto tersebut silahkan beritahukan ke Kantor Disbudpar. Dengan adanya foto dan video pe­malakan ini, kita berharap objek wisata kita bisa bebas dari pemalakan,” tutupnya. 

Friday 13 November 2015

Parkir di GOR H Agus Salim Jadi “Ladang Emas” Preman

Parkir di GOR H Agus Salim Jadi “Ladang Emas” Preman

 Diserahkannya pengelolaan kawasan GOR H Agus Salim dari Pemprov Sumbar ke Pemko Padang menjadi tugas baru bagi Pemko Padang, yang kini mengalami kesulitan menata lahan parkir yang diakui dikuasai preman.
Pasalnya tidak hanya PAD yang diharapkan me­ningkat, tapi pelayanan juga harus diperbaiki. Namun, parkir di kawasan tersebut masih dikuasai oleh preman yang tidak berseragam par­kir. Kondisi ini semakin parah jika akhir pekan.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dispora Kota Pa­dang juga meningkat, yaitu Rp 1,3 miliar di tahun 2014, dan di tahun 2015 ini diprediksi akan mendapat pendapatan lebih kurang Rp 2,3 miliar.
Menurut Kadispora Ko­ta Padang Suardi Junir, sumber pendapatan ter­banyak berasal dari Kolam Renang Taratai, selain itu juga pendapatan dari ret­ribusi parkir, penyewaan tempat pameran, retribusi PKL, dan pendapatan lain­nya.
Namun, sayangnya kon­disi ini tidak baik karena pengelolaan parkir yang tidak memiliki manajemen. Setiap sudut parkir GOR tersebut dikuasai oleh pre­man antar area. Area Te­ratai dikuasai preman Jati, arah ke barat dikuasai pre­man Purus.
Tukang parkir juga tidak dibina oleh Dispora se­hingga tidak sesuai dengan aturan karena tidak me­ngacu pada Perda parkir.

Juru parkir tersebut ti­dak tanggung-tanggung, un­tuk kendaraan roda dua mereka pungut biaya parkir sebesar Rp 3.000 dan roda empat Rp 5.000. Akibatnya, banyak warga yang me­ngeluh dan merasa diperas oleh para preman tersebut yang tidak jelas dari mana asalnya.
“Itulah kondisinya se­lama ini. Mau kita tertib­kan, status GOR ini milik Pro­vinsi Sumbar. Sekarang setelah pihak provinsi me­nyerahkan kepada Pemko Padang untuk penge­lo­la­annya dengan status pinjam-pakai, maka kita punya kewenangan penuh mena­tanya kembali. Namun, kita akui cukup kewalahan un­tuk menatanya karena se­lama ini mereka sesuka hati saja,” urainya.

Menurut Suardi, per­buatan sejumlah preman yang memungut tarif parkir di luar batas kewajaran itu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pihaknya sudah ber­usaha untuk menata juru parkir tersebut dengan me­ngumpulkannya. Terkait dengan seragam parkir, Suardi menjelaskan, belum ada anggaran.
“Saya perhatikan, setiap ada acara keramaian di GOR ini, banyak muncul tempat parkir liar yang dikelola preman yang tidak jelas dari mana datangnya. Kalau pemuda sekitar GOR mungkin masih bisa kita maklumi dan bisa di­beri pengertian,” ucapnya menjelaskan.

Sesuai Perda No.11 ta­hun 2011 tentang retribusi daerah termasuk parkir, ditetapkan kendaraan roda dua hanya Rp 1.000, roda empat Rp 2 ribu di lokasi biasa dan Rp 3 ribu di lokasi padat (tempat ke­ramaian).
Hingga kini, Per­da ter­sebut belum direvisi. Ar­tinya, tidak bisa petugas parkir menaikkan sesuka hatinya. 

Polisi Ungkap Kasus Penculikan Dokter

Polisi Ungkap Kasus Penculikan Dokter

Kasus pen­culikan yang disertai dengan aksi perampokan terhadap dokter RS M Djamil berhasil diungkap polisi. Peristiwa ini melibatkan tiga orang dari Sumbar dan Riau. Mereka ditang­kap di waktu dan tempat berbeda, yakni di Rambatan, Kabu­paten Tanah Datar dan Pekanbaru, Riau.

Tersangka pertama yang ditang­kap petugas dari Satreskrim Polres­ta Padang berinisial M (30), Selasa (27/10), empat hari setelah pencu­likan tersebut. Penangkapan ini tak diungkap polisi karena harus mela­kukan pengembangan untuk mem­buru pelaku lainnya.  M ditangkap  sekitar pukul 03.00 WIB di sebuah rumah Jorong Ombilin Nagari Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar. 

Dari tangan tersangka, polisi berhasil menyita Barang Bukti (BB) satu unit buku tabungan BRI, satu unit ATM BRI, dan uang senilai Rp800 ribu, sisa dari pem­bagian yang didapatkan oleh ter­sang­ka bersama rekannya. Tersang­ka kemu­dian dibawa ke Polsek Rambatan untuk dilakukan interogasi.
Tidak berhenti sampai di situ. Tim yang dipimpin di bawah Ke­pala Satuan Reserse Kriminal (Ka­sat Reskrim) Polresta Padang, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Abdus Syukur Felani kemudian melaku­kan pengembangan dengan mem­bu­ru adanya tersangka yang lainnya hingga ke Pekanbaru.

Hasil perburuan Tim Res­krim Polresta Padang ternyata mem­buahkan hasil, pada Kamis (11/11) sekitar pukul 08.30 WIB anggota Opsnal Polresta Pa­dang men­jemput dua tersangka lainnya dari Polresta Pekanbaru. Kedua tersangka tersebut dike­tahui ber­inisial IN (37) warga Jalan Kualu, Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, dan tersangka lainnya berinisial A (46), warga Surian Jorong Gadung, Keca­matan Pantai Cermin, Kabupaten Solok.
Dari tangan kedua tersangka ini, polisi berhasil menyita ba­rang bukti satu unit Toyota Avan­za dengan Nomor Polisi (Nopol) BM 1261 NJ, dimana mobil tersebut digunakan tersangka untuk menjalankan aksinya.

Kapolresta Padang Kombes Pol Wisnu Andayana melalui Kasat Reskrim Polresta Padang AKP Abdus Syukur Felani me­ngatakan, penangkapan tersang­ka berdasarkan Laporan Polisi (LP) dengan nomor LP/1555/K/X/2015/SPKT Unit III tanggal 23 Oktober 2015 dengan pelapor atas nama Hendri Fernando (39).
“Ketiga tersangka merupakan pelaku pencurian disertai dengan tindak kekerasan (curas) terha­dap Dokter Anak di RSUP Dr. M. Djamil, Dr. Yorva Sayuti,” katanya.
Akibat dari ulah ketiga ter­sang­ka, korban menderita keru­gian hingga Rp59 juta. Kini tersangka sudah ditangkap sete­lah hampir sebulan lolos dari pengejaran polisi.
“Tersangka dijerat dengan pasal 363 junto 365 KUHP dengan ancaman hukuman di atas sembilan tahun penjara,” terang Abdus. Seperti yang diberitakan sebe­lumnya, Dr. Yorva Sayuti (73), dokter anak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang ditemukan dalam kon­disi lemas dekat tempat pem­buangan sam­pah di daerah Desa Pertapa­han, Kecamatan Tapung Selatan, Kabu­paten Kampar, Riau pada Jumat (23/10).

Keterangan dari Man­dha, kerabat korban, dokter senior itu ditemukan dalam kon­disi shock dan lemas, hal itu menyebabkan korban belum dapat memberi kete­rangan secara gamblang mengenai kejadian yang menim­panya tersebut.

Wednesday 11 November 2015

Ruas Padang-Solok Terputus

Ruas Padang-Solok Terputus

BANJIR DAN LONGSOR
Bencana alam menyelimuti negeri. Setelah bencana kabut asap “teratasi”, hujan yang deras justru berakibat banjir dan longsor. Perlu ditingkatkan kewaspadaan masyarakat dan kesiapsiagaan aparat terkait untuk menghindari jatuhnya korban jiwa






Hu­­­­jan deras yang meng­guyur Kota Padang dan sekitarnya sejak siang hing­ga malam pada Rabu (11/11) berbuah banjir di be­berapa titik hingga long­sor yang memutus ruas jalan Padang-Solok. Belum ada laporan resmi terkait kor­ban jiwa dalam peristiwa ini.
Dari pantauan Haluan sekitar pukul 19.00 WIB, ruas jalan Padang-Solok terputus akibatnya ter­ja­dinya longsor di 11 titik long­sor. Karenanya, pihak terkait menutup ruas jalan tersebut hingga  pukul 24.00 WIB, tadi malam.
“Akibat hujan lebat, ter­dapat 11 titik longsor antara jalan Padang-Solok dari KM14 hingga 25,” ungkap Kepala BPBD – PK Kota Padang, Dedi Henidal, Ra­bu malam.

Dikatakan Dedi, alat berat dari Dinas PU sedang bekerja membersihkan ma­terial longsor yang me­nimbun badan jalan. “Ke­mungkinan, jalan baru bisa dibuka kembali pukul 24.00 WIB,” terangnya.
Kemacetan sempat ter­jadi dari dua arah, baik Padang dan Solok. Beberapa pengemudi terlihat me­milih untuk berputar arah. Sementara dari arah Solok, sebagain memanfaatkan jalur lebih panjang, yakni melewati Padang Panjang menuju Kota Padang.

Selain longsor, beberapa daerah yang dilanda banjir hingga longsor di antaranya di Batuang Taba, Ke­ca­matan Lubuk Begalung. Di kawasan ini, 12 unit rumah terendam banjir dan 18 Kepala Keluarga (KK) telah dievakuasi ke tempat yang aman. Sementara itu, di Karang Putih tepatnya di kawasan La­kuak Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, hujan deras yang mengguyur daerah tersebut membuat satu unit rumah dan satu unit sekolah tertimpa longsor. Akibatnya Apriadi Idrus (29), Ilham (2) dan Rifka (6) harus menjalani pera­watan di Semen Padang Hospital karena menjadi korban longsor.
Kerabat korban, Hendri (34)  mengatakan, saat kejadian ia tidak berada di rumahnya karena tengah bekerja. Keluarganya yang jadi korban diantarkan oleh beberapa warga dan petugas ke Semen Padang Hospital. “Awak alah dapek kaba seh rumah wak alah tatim­bun bang, adiak wak dibaok ka rumah sakik dek gara-gara long­sor tuh,” ujarnya sambil memandangi rumahnya.
Selain menimbulkan korban, di lokasi yang sama seorang kakek tua renta yang diketahui bernama Nazaruddin (75) warga Padang Besi ini terperangkap di sebuah ladang yang berada tidak jauh persis dari bibir sungai. Diketahui, pria tua tersebut sedang berada di ladang milik keluarganya.
Menurut pengakuan ke­luar­ganya, setiap harinya Bapaknya memang ke ladang tersebut un­tuk memantau ladangnya, walau­pun sudah sering dikasih tahu bahwa ia tidak usah setiap hari ke sana.
“Kakek tidak mau dikasih tahu kalau sekarang musim hujan, dia tidak usah terus-terusan kesana, namun susah dikasih tahu. Ia beralasan, suntuk di rumah, itu katanya,” ungkap Yana (20), cucu korban.
Kakek yang akrab disapa Pak Buyuang ini terperangkap di tengah derasnya arus sungai, dimana pondok ladangnya bera­da persis di bibir sungai. Ia berhasil diselamatkan sekitar pukul 20.00 WIB setelah dibantu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Basarnas Padang, dan kelompok bencana lainnya meng­gunakan tali penyeberangan.
“Korban berhasil dievakuasi setelah dibantu oleh BPBD, Basarnas, dan berbagai kelom­pok relawan lainnya,” kata Ke­pala BPBD-PK Kota Padang, Dedi Henidal.
Ditambahkan Dedi, selain di Karang Putih, banjir juga me­landa kawasan Gunung Pangilun, Bungus Teluk Kabung, Batuang Taba, dan beberapa kawasan lainnya di Kota Padang.
“Kami telah berkoordinasi dengan pihak terkait dan telah menyebar tim ke titik-titik ter­dampak banjir,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Operasi (Kasi Ops) Basarnas Padang, Juanda Sodo me­nga­takan, sampai saat ini pihaknya belum mendapat laporan terkait adanya korban yang meninggal dunia. “Kami belum mendapat lapo­ran terkait adanya korban yang me­ninggal, hanya ada tiga kor­ban jiwa yang mengalami lu­ka-luka akibat longsor dan sudah dirawat di Rumah Sakit,” im­buhnya .
Sementara itu, Forum K­e­lompok Siaga Bencana (FKSB) Kota Padang langsung terjun ke lo­kasi kejadian untuk membantu korban terdampak banjir. Ketua FKSB Kota Padang, Zulkifli saat dihubungi Haluan Fokus ban­tuan FKSB adalah ke kawasan Batuang Taba, Kecamatan Lubuk Begalung.
“Kami menerjunkan 40 per­so­nil dengan diperbantukan oleh KSB Kelurahan yang terdampak banjir. 40 personil yang ditu­runkan disebar ke Seberang Padang, Pemancungan, Batuang Taba, Kampuang Baru Nan XX, Sungai Sapih,” kata Zulkifli.
Selain menerjunkan tim ke lokasi bencana, pihak FKSB juga memberikan bantuan makanan sebanyak 100 paket ke korban terdampak banjir di kawasan Batuang Taba.
“Hari ini (12/11), kami akan melakukan asses­ment (pen­dataan) terhadap korban ter­dampak banjir yang ada di be­berapa titik di Kota Padang,” pungkasnya. 
(sumber haluan)