Siapa yang
menciptakan “acungan jempol”?
Acungan
jempol adalah gerak isyarat dan seperti menggelengkan kepala dan gerakan
isyarat tangan adalah jenis dari bahasa isyarat, bahasa non verbal. Beberapa
gerakan isyarat dilakukan anak-anak yang masih kecil, dibawah satu tahun. Beberapa
gerakan isyarat sangat membantu di dalam perjalanan, kecuali Anda berada di
negara yang menganggap gerakan isyarat tersebut sebagai simbol yang tidak
sopan. Hal ini dapat menimbulkan masalah besar bagi Anda. Bagaimana pun,
acungan jempol merupakan gerak isyarat yang sangat populer. “Acungan jempol”
secara umum diterima sebagai gerak isyarat yang menyatakan setuju tidak kurang
dari empat ratus tahun, atau lebih lama lagi. Gerak isyarat ini diterima karena
fakta “Jempol yang berdiri tegak” berati BAIK dan “Jempol yang mengarah ke
bawah” berarti TIDAK BAIK. Ini mungkin ada kaitannya dengan peribahasa :
“Disinilah jempol saya”, dari bahasa Inggris kuno yang mengatakan bahwa
digunakan sebagai akhir dari kontrak atau persetujuan.
Isyarat
acungan jempol mungkin dihubungkand dengan pertarungan gladiator romawi kuno.
Penonton akan menutup jempol mereka jika mereka ingin membiarkan gladiator yang
kalah tetap hidup karena gladiator tersebut dianggap telah bertarung dengan
sangat berani. Itulah apa yang dikatakan Desmond Morris dalam bukunya Body
Talk. Melalui “Salah menerjemahkan atau salah kaprah”, seperti yang
dikatakannya, “gerak isyarat ini secara bertahap berubah dari ‘acungan jempol
yang ditutupi’ menjadi “Acungan Jempol.”
Isyarat
tangan lainnya yang digunakan dengan makna yang sama adalah apa yang Morris dan
rekannya yang menulis buku Gesture, sebut “lingkaran.” Gerakan ini terbentuk
jika Anda menyentuhkan ujung jempol Anda pada ujung jari kaki telunjuk sehingga
membentuk “O” yang dalam banyak budaya diartikan sebagai “OK” (oll korrect)
Ada juga gerakan isyarat lainnya yang terkenal di seluruh dunia. “Meletakkan jempol pada hidung Anda” adalah ketika ujung jempol Anda menyentuh ujung hidung Anda dan jari-jari tangan merentang dan menunjuk (dan kadangkala mengejek). Kebanyakan murid sekolah akan mengenali gerak isyarat ini sebagai gerakan menggoda atau menghina. Gerakan ini juga sering disebut “Salam Lima Jari.”
No comments:
Post a Comment